TANJUNG - Ditutupnya lokalisasi Pembatuan di Banjarbaru belum lama ini, memunculkan kekhawatiran bagi daerah lain. Bukan hanya daerah terdekat seperti Kabupaten Banjar, Tala, dan Banjarmasin, namun juga daerah yang cukup jauh dari Banjarbaru seperti Tabalong.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tabalong H Ismail mengaku resah, karena bukan tidak mungkin PSK eks Pembatuan akan masuk ke wilayahnya. "Takutnya mereka masuk Tabalong," kata Ismail ketika diwawancarai di Tanjung.
Potensi kabupaten yang berjuluk Bumi Saraba Kawa ini kemasukan eks penghuni lokalisasi terkenal di Kalsel itu cukup besar. Mengingat di daerah ini banyak berdiri perusahaan tambang yang pekerjanya cukup banyak berasal dari daerah luar Tabalong.
Terlebih lagi, warung remang-remang yang selama ini beroperasi di Tabalong jumlahnya cukup banyak dan sulit diberantas. Itu akan menambah masalah dalam upaya memberantas penyakit masyarakat (Pekat).
Sesuai data Satpol PP di wilayah utara Kalimantan Selatan itu, terdapat sedikitnya 50 warung yang diduga kuat menyediakan jajanan seksualitas.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tabalong H Ahmad Rivai menjelaskan, jika sebaran PSK Pembatuan menuju Bumi Saraba Kawa maka akan menambah jumlah penderita penyakit kelamin. "Awalnya kencing bernanah, selanjutnya bisa kena HIV AIDS," ujarnya.
Catatan Dinkes setempat, dalam tahun ini hingga Agustus 2016 saja ditemukan sebanyak 10 penderita. HIV 5 orang dan AIDS 5 orang. Belum ditambah jumlah temuan sebelumnya yang sedang dilakukan pengobatan rutin dan pengawasan di mana mereka tinggal.
0 comments:
Post a Comment