Mudahan salamatan haja nah dangsank kita di barabai
BARABAI - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sepanjang sore hingga malam Minggu (28/8), mengakibatkan banjir bandang di sepanjang aliran Sungai Barabai. Kejadian ini sempat membuat warga Kecamatan Hantakan dan Labuan Amas Utara panik. Pasalnya air meluap saat hari menjelang tengah malam, hingga puncaknya pada Senin (29/8) dinihari.
Di Hantakan, air meluap hingga merendam SDN Hantakan, meski kemarin sudah surut, namun menyisakan lumpur di dalam ruang kelas hingga 30 centimeter. Sementara di Labuan Amas Utara, terjangan air disertai sampah batang bambu, membuat dua jembatan hanyut, yakni jembatan RT 02 dan 04 Desa Pamangkih. Satu lagi jembatan yang ukurannya lebih besar di RT 05, miring karena dorongan air, dengan menyisakan tumpukan sampah sekitar 100 meter di sepanjang aliran sungai.
Hj Raudah (70 tahun), warga RT 02 RW 01 Desa Pemangkih mengatakan, dua jembatan yang menghubungkan Pamangkih dengan Pamangkih Dalam itu, hanyut sekitar pukul 02.00 Wita.
Hj Raudah (70 tahun), warga RT 02 RW 01 Desa Pemangkih mengatakan, dua jembatan yang menghubungkan Pamangkih dengan Pamangkih Dalam itu, hanyut sekitar pukul 02.00 Wita.
"Kejadiannya cepat sekali, kami kaget terbangun karena ribut-ribut. Lalu kaum (muazin, Red)
Masjid Jami mengumumkan agar semua warga keluar rumah," ujarnya kepada wartawan koran ini.
Menurut Raudah yang sejak kecil tinggal di Pamangkih, kejadian banjir seperti ini sudah sering, namun yang sampai membuat jembatan putus, baru kali ini.
Masjid Jami mengumumkan agar semua warga keluar rumah," ujarnya kepada wartawan koran ini.
Menurut Raudah yang sejak kecil tinggal di Pamangkih, kejadian banjir seperti ini sudah sering, namun yang sampai membuat jembatan putus, baru kali ini.
"Sebenarnya air tidak terlalu dalam, tapi karena banyak sampah batang bambu dan kayu yang tersangkut di jembatan, akhirnya jembatannya ikut terbawa arus," ungkapnya.
Disisi lain, ujar Raudah, jembatan berkonstruksi ulin tersebut juga sudah tua, seingatnya sudah ada sejak ia kecil. Akibat putusnya jembatan, akses warga kedua desa terganggu. "Kami memang bisa menyeberang, tapi harus memutar sekitar 1 kilometer," terangnya.
Disisi lain, ujar Raudah, jembatan berkonstruksi ulin tersebut juga sudah tua, seingatnya sudah ada sejak ia kecil. Akibat putusnya jembatan, akses warga kedua desa terganggu. "Kami memang bisa menyeberang, tapi harus memutar sekitar 1 kilometer," terangnya.
Hal tersebut diamini Taufik, warga RT 05 RW 01 Desa Pemangkih Labuan Amas Selatan. Kemarin pagi, warga pun bergotong royong untuk membersihkan tumpukan kayu dan bambu yang tersangkut di jembatan RT 04. Kalau tidak dibersihkan, warga takut membuat jembatan yang lain ikut roboh.
"Tetapi kami masih kewalahan, perlu bantuan pemerintah," ujar Taufik.
"Tetapi kami masih kewalahan, perlu bantuan pemerintah," ujar Taufik.
Sementara itu, Camat Labuan Amas Utara Wahyudi mengaku sudah mendapat laporan dan turun ke lapangan. Ia pun mengaku sudah melaporkan kepada Bupati. "Karena kondisi ini tidak mungkin ditangani desa ataupun kecamatan, harus Pemda," terangnya.
Camat pun memastikan, dari laporan dua pembakal, tidak ada korban jiwa dan tidak ada rumah warga yang rusak.
Siswa Terpaksa Diliburkan.
Camat pun memastikan, dari laporan dua pembakal, tidak ada korban jiwa dan tidak ada rumah warga yang rusak.
Siswa Terpaksa Diliburkan.
Sementara itu, sebelum menghantam tiga jembatan di Pamangkih, banjir bandang terlebih dahulu melewati Kecamatan Hantakan. Akibatnya, SDN Hantakan yang berada di daerah rendah terendam. Meski hanya beberapa jam, tapi banjir tersebut meninggalkan ruang kelas yang dipenuhi lumpur.
Senin (29/8) kemarin, kegiatan belajar pun terpaksa diliburkan dan siswa dikerahkan untuk membersihkan ruang kelas.
Senin (29/8) kemarin, kegiatan belajar pun terpaksa diliburkan dan siswa dikerahkan untuk membersihkan ruang kelas.
H Hamli, guru SDN Hantakan menambahkan, banjir juga membuat pagar belakang sekolah roboh akibat diterjang banjir. “Alhamdulillah, pembersihan lumpur di lingkungan sekolah dibantu BPK, dan para anggota TNI serta warga sekitar,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBD HST Harliansyah mengungkapkan, warga Desa Alat Seberang Kecamatan Hantakan, Minggu (28/8) malam juga sempat diungsikan ke tempat yang lebih aman. Mengingat sebelumnya desa ini juga pernah diterjang banjir bandang, sehingga warga masih trauma.
“Meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi sebuah motor milik warga hanyut,” terangnya.
“Meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi sebuah motor milik warga hanyut,” terangnya.
Dia menambahkan, pihaknya bersama dengan BPK, dan TNI masih bersiaga ditempat tersebut. selain itu pihaknya juga memantau daerah lain yang masih rawan akan musibah, agar kedepannya bisa cepat tanggap menanganinya.
0 comments:
Post a Comment