Sunday, September 4, 2016

Waspada pencabulan !!!


Waspada
rupanya menjadi ancaman terdekat terjadinya kasus pencabulan. Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Kaltim Kombes Winston Tommy Watuliu mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, pelaku pencabulan banyak dari orang terdekat korban. Saling mengenal.
Orang terdekat yang dimaksud adalah tetangga, ayah angkat maupun paman. Adapun korban berusia antara 5-14 tahun. “Ada beberapa kasus, korban tidak kenal, tapi pelaku mengenal,” sebut Winston kepada Kaltim Post, kemarin (3/9). Dikatakan, pelaku kasus asusila memiliki juga kecenderungan orang satu rumah.
“Lingkungan tempat tinggal pengaruh. Kadang ada satu kamar, buat satu keluarga,” urainya. Kondisi kamar yang kurang itu disebabkan faktor ekonomi. Menurutnya, program rumah murah yang digodok pemerintah cukup bagus dalam menangkal kekerasan seks anak.
Selain pencabulan, kasus trafficking juga menjadi perhatian di Kaltim. Modusnya, pelaku mengincar remaja putri berparas cantik namun kesulitan ekonomi. Maka pelaku kemudian menawarkan pekerjaan. Agar orangtua mengizinkan, pelaku memberi iming-iming materi ataupun barang elektronik.
“ Karena faktor ekonomi tadi, akhirnya orangtua menyetujui dengan iming-iming materi. Padahal tanpa diketahui, si anak rupanya diperdagangkan jadi PSK (pekerja seks komersil),” jelasnya. Melihat fenomena itu, Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda Iswanto menguraikan, upaya pencegahan pencabulan dan kekerasan terhadap anak di bawah umur dimulai dari kurikulum pendidikan seks. Tepat dan benar di setiap jenjang pendidikan.
“Namun lebih penting, orangtua diberikan edukasi untuk mengawasi dan memberi pengetahuan bagi anak-anaknya,” katanya. Pemerhati kekerasan perempuan anak ini menuturkan, guru dan lingkungan sekolah juga perlu mendapatkan edukasi pendidikan seks.“Peran guru juga penting,” imbuhnya.

Kebakaran di Belakang Pasar Bauntung Banjarbaru.


Berita diterima hari Minggu (4/9) Sekitar Pukul 14.30 Wita.
Telah terjadi 10.11 / Kebakaran di Belakang Pasar Bauntung Banjarbaru.
Rumah yang terbuat dari kayu bertingkat 2 tersebut Hangus terbakar Karena ditinggalkan Pemiliknya Memancing.
Untuk Api sudah dapat dikuasai Rekanan PMK/BPK Gabungan Banjarbaru.

Sumber :
03. 19. 56 Landu & PMK/BPK Gabungan di Tkm.

Kakek Cabul !!!

Kai cabul
– Kakek 60 tahun, Mustafa alias Datok Mus bin Hamdan mencabuli 5 bocah yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) yakni MS (8), CK (7), TI (9), YE (10), dan LE (7).
Aksi bejat pelaku dilakukan sejak 2015 dan terakhir kali pada hari Senin (29/8/2016) malam hari.
Warga Desa Pematang Gadung ini telah ditangkap unit Reskrim Polsek Matan Hilir Selatan dengan dasar LP/286-B/IX/2016 tertanggal 2 September 2016.
Kapolres Ketapang AKBP Sunario melalui Kasat Reskrim AKP Putra Pratama menuturkan, pada Jumat (2/9/2016) sekitar pukul 12.00 WIB, nenek korban mendengar percakapan ketiga korban bahwa CK mengalami kesakitan alat kelaminnya pada saat kencing.
Nenek korban lantas memberitahu anaknya yang kemudian mengumpulkan ketiga anak tersebut untuk menceritakan kejadian yang dialaminya masing-masing korban.
“TI mengaku diraba-raba di bagian kemaluannya oleh Datok Mus dan mengajak untuk bersetubuh namun korban menolak. Sedangkan ME dan CK mengaku sudah tiga kali digituin,” ucap AKP Putra, Minggu (4/9/2016). Korban dilecehkan di tanggul jumbo atau kelip air secara bergantian.
Usai melakukan aksinya, korban diberi uang Rp 2 ribu dan Rp 1.000 rupiah disertai dengan ancaman mulutnya akan dioles cabe agar tidak menceritakan kepada orang lain.
Korban CI sendiri merupakan cucu tiri Datok Mus yang tinggal serumah dengannya.
Bocah ini pernah juga dicabuli saat tidur bersama Datok Mus dan neneknya. Korban disetubui hingga mengeluh sakit di bagian kemaluan dan anusnya pada saat mau kencing dan buang air besar.
“Kita minta data kepada RT setempat mengenai anak perempuan kecil yang ada di sekitar tersangka. Dikhawatirkan juga menjadi korban dari tersangka karena ditemukan korban YE yang diperkosa 2015 silam,” kata AKP Putra.

terduga pelaku pembunuhan di Jalan Iskandar 30 Gang Rahim, masih betah hidup dalam pelarian.


SAMPIT- Satu bulan berlalu, Ardy alias Ady alias Amang Banjar, terduga pelaku pembunuhan di Jalan Iskandar 30 Gang Rahim, masih betah hidup dalam pelarian. Namun hal itu justru menimbulkan tekanan batin bagi keluarganya, termasuk putra sulungnya; Arif Mandala Putra.
Arif Mandala Putra tampak sangat mengkhawatirkan sang ayah. Dengan rendah hati dia memohon ayahnya menyerahkan diri kepada kepolisian, ketimbang hidup dalam pelarian dan menjadi target semua orang yang berusaha menangkapnya hidup atau mati.
Arif menyakini, pelarian di belantara bukanlah jalan keluar untuk menghindari tanggung jawab atas perbutannya. Apabila tidak bersalah, maka jelaskan semua kejadian ini kepada semua pihak, sehingga tidak ada yang beranggapan lain.
”Cukup sudah, Abah (ayah) menyerahlah. Biar tidak dikejar polisi terus. Meski nanti hidup dipenjara, bagaimana pun kami (Arif dan adiknya) tetap menganggap sebagai Abah,” pesan Arif saat ditemui di kediamannya di Jalan Iskandar 30, Gang Rahim I, Kamis (1/9).
Arif kini tinggal di rumah kayu bersama ibunnya; Sadriah (51), dan dua adik laki-lakinya; Mahmudi (12) dan Ahmad (4). Satu saudara perempuannya sudah menikah, dan tinggal di tempat terpisah.
”Sebenarnya Abah tidak seperti ini. Dulu ketika saya masih kecil, tinggal di Trans G3, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. Abah menjadi pembakal (kepala desa), hidup enak. Setiap hari kegiatannya normal saja, kesibukannya di tengah warga,” ungkapnya.
Namun semua itu hanya tinggal kenangan. Foto-foto masa hidup bahagia itu kini hanya bisa dipandang dari lembaran kertas yang mereka simpan hingga kini.
”Sampai suatu saat, Abah menikah lagi, istri yang kedua. Dari situ semua mulai berubah. Saat kami pindah ke Sampit sejak 13 tahun lalu. Abah bekerja melangsir BBM di SPBU, beberapa tahun kemudian sempat membeli sebuah mobil,” sambung Arif.
Pekerjaan Amang Banjar tidak berjalan mulus. Mobil yang dikemudiannya menabrak seorang guru saat dalam perjalanan mengantar BBM. Karena kecelakaan itu, mobil yang dibeli dari hasil kerja keras itu harus dijual untuk membiayai pengobatan guru tersebut.
”Dari situ Abah mulai mengobat (kecanduan) zenith. Mungkin terkena pengaruh temannya saat bekerja melangsir minyak. Saat itu saya masih sekolah kelas IX SMP,” tambahnya.
Semakin larut kecanduan obat keras daftar G, Amang Banjar yang semula seorang kepala keluarga yang dikagumi anak-anaknya, kini bersikap kasar. Setahun lalu, sejak bertemu dan berteman dengan salah satu terduga pembunuhan, Bambang Hariyanto alias Bambang (35), yang kini juga masih buron.
”Awalnya obat saja, ketika ketemu Amang Bambang baru bisa minum (minuman keras) dan jadi sering bersikap kasar. Sekitar lima bulan lalu, karena Abah dalam kondisi mabuk meminta dibelikan zenith. Sempat saya tegur sudah jangan lagi (membeli zenith). Malah marah-marah dan memukul mama. Saya tangkap tangan Abah, dan saya juga malah ingin dipukul,” bebernya.
Arif adalah anak yang menjadi tulang punggung keluarganya sejak lulus SMP delapan tahun lalu. Dengan bekerja sebagai buruh di sebuah gudang pupuk dirinya berusaha mencari uang untuk membiayai sekolah adik ketiga; Mahmudi, yang kini duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD) di Kota Sampit. Dirinya tetap mengakui ayahnya meski sekarang menjadi buronan.
”Tetap, bagimana pun tanpa Abah saya tidak akan ada di dunia ini. Memang ada firasat, sebelum kejadian saya sempat memberi uang dan membelikan rokok saat ditemui di pelabuhan. Saat itu saya pernah mengajaknya untuk pulang kampung ke Dadahup, tetapi tidak mau. Lebih baik Abah berkebun di sana, di sini (Sampit) pergaulannya berbeda, mama juga sudah membujuk. Bagaimana lagi, kini kami berharap Abah mau berubah. Nanti masih bisa ketemu walaupun harus mengunjungi di penjara,” tutupnya sembari berharap suaranya sampai kepada sang ayah dalam pelarian

BACA AJA,Ada Imbalan uangnya lohh!!!


olsek Ketapang: Bukan Sayembara Tapi Hadiah
Terkait Imbalan untuk Penangkap DPO Pembunuhan
Dua terduga pelaku pembunuhan yang masuk DPO polisi. pelaku pembunuhan terhadap Alinan (63) di Jalan Iskandar 30 pada 1 Agustus lalu belum berhenti. Dua pelaku, Ardy alias Ady alias Amang Banjar (41-baju merah), dan Hariyanto alias Bambang (35)( POLSEK KETAPANG for RADAR SAMPIT)
SAMPIT – Kasus pembunuhan Alinan di Jalan Iskandar 30 Gang Rahim awal Agustus lalu benar-benar menyita perhatian. Terutama karena terduga pelaku tak kunjung tertangkap dan kian meresahkan warga. Kabar terbaru yang ikut membumbui perburuan tersangka adalah adanya hadiah bagi yang bisa menangkap terduga pelaku yang berjumlah dua orang itu.
Kabar itu sudah berkembang sekitar sepekan terakhir. Warga sekitar pun menyambut baik. Bukan karena iming-iming hadiah, tetapi lebih kepada penambah semangat. Karena selama ini mereka sudah bekerja sama dan membantu aparat dalam upaya penangkapan terduga pelaku pembunuhan yang meresahkan itu.
”Masyarakat mungkin sudah bosan pelaku tidak juga tertangkap. Warga adakan sayembara, siapa saja yang berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan akan mendapat hadiah uang. Bagi yang memberikan informasi jelas dan benar, dihadiahi Rp 5 juta. Dan Rp 10 juta bagi yang menangkap pelaku dalam keadaan hidup,” terang Ketua RT 12, Fahmi (30), saat ditemui Radar Sampit di kediamannya, Kamis (1/9).
Kata Fahmi, itu disampaikan dalam rapat bersama warga Jalan Iskandar 30, Selasa (23/8) lalu. ”Dalam rapat itu, Polsek Ketapang ada menyampaikan kepada warga, bagi siapa saja yang berhasil memberikan informasi yang benar atau menangkap pelaku akan dihadiahi. Sebenarnya itu bukan sayembara tetapi memotivasi. Warga bergerak bukan karena hadiahnya, tetapi memang ingin tenang dan tidak resah lagi,” jelasnya.
Ditegaskan Fahmi, sebelum adanya kabar itu, warga sudah berjaga-jaga meski tidak ada yang akan memberikan ucapan terima kasih. Keinginan untuk menjaga keluarga masing-masing menjadi asalan kuat bagi setiap warga.
”Sebelumnya kami tetap berjaga-jaga, bukan karena ingin dapat hadiah tetapi ingin cepat menangkap pelaku,” tambahnya.
Kapolsek Ketapang Kompol Rio Alexander Panelewen menolak jika hal ini disebut sayembara. Dia menyebut, tidak semua kabar yang berkembang itu benar. ”Bukan sayembara, saya hanya ingin kerja sama antarwarga terus berjalan. Apabila nanti memang ada yang berhasil menangkap pelaku, akan ada hadiah, dan terima kasih karena sudah berusaha keras bersama kami,

Menjelang Hari Jadi ke 490 Kota Banjarmasin


Catat Tanggalnya!
Lomba Jukung Hias Kembali Dihelat di Kota Banjarmasin
Minggu, 4 September 2016 10:03
Catat Tanggalnya! Lomba Jukung Hias Kembali Dihelat di Kota Banjarmasin
BANJARMASIN - Menjelang Hari Jadi ke 490 Kota Banjarmasin, 24 September 2016, Pemko menyiapkan sejumlah kegiatan. Kegiatan ini diberi nama Festival Kemilau Banjarmasin Bungas.
Kasubdin Pariwisata Disparsenibud Kota Banjarmasin, Helda Ellystia, Minggu (4/9/2016) di Banjarmasin, acara puncak Festival Kemilau Banjarmasin Bungas adalah lomba jukung hias yang digelar Sabtu (24/9/2016) malam. Even ini paling ditunggu warga dan wisatawan.
Namun, perayaannya jugu dimeriahkan dengan pesta kembang api di Sungai Martapura Banjarmasin. Selain itu juga digelar panggung hiburan, pagelaran seni dan musik.
Khusus festival jukung hias formulir pendaftaran sudah mulai dibuka dan puluhan peserta sudah mendaftar dalam lomba yang memperebutkan hadiah total Rp 20 juta itu.
"Ada dua kategori dalam lomba jukung hias itu, yakni jukung (kapal) bermesin dan jukung tak bermesin. Pendaftaran pesertanya masih berlangsung sampai 22 September nanti," katanya.
Untuk mendukung kenyamanan dan keamanan puncak Festival Kemilau Banjarmasin Bungas yang sudah digelar untuk kali kedelapan itu pihaknya juga sudah menggandeng aparat kepolisian.


Sumber:BANJARMAAINPOST.CO.ID,
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net